Helaran Budaya Bogor 'Pesta Warna-warni Keberagaman yang Menyatukan Hati Warga Kota Hujan'
Ribuan warga memadati Jalan Jenderal Sudirman, Kota Bogor, untuk menyaksikan Helaran Budaya dalam rangka Hari Jadi Bogor ke-542. Parade jampana, kostum adat dari berbagai daerah, barongsai, hingga pertunjukan seni tradisional memeriahkan acara yang menjadi simbol kebersamaan dan kekayaan budaya nusantara.
Dokumentasi saat Helaran HJB 542 tahun 2024 (sumber foto Helaran)
Cerahnya langit Bogor menyambut lautan manusia yang memadati Jalan Jenderal Sudirman. Hari itu, Kota Hujan menjelma menjadi panggung terbuka yang menampilkan keberagaman budaya Indonesia dalam semarak Helaran Budaya, perayaan istimewa untuk memperingati Hari Jadi Bogor (HJB) ke-542. Tak sekadar pawai, helaran ini menjadi momentum yang menyatukan semangat kebersamaan dan kecintaan warga terhadap warisan budaya.
Rangkaian acara dibuka dengan arak-arakan jampana dari enam kecamatan di Kota Bogor. Jampana, tandu tradisional yang sarat nilai simbolik, diangkat dan diarak mengelilingi jalan utama kota. Hiasan yang mencolok dan penuh warna memperkuat nuansa etnik yang kental. Setiap jampana membawa ciri khas wilayahnya, mencerminkan kekayaan lokal yang masih terjaga dan diwariskan antargenerasi.
Parade berlanjut dengan barisan peserta yang mengenakan beragam pakaian adat dari seluruh penjuru Nusantara. Perwakilan dari 68 kelurahan menampilkan ragam busana tradisional yang memikat mata—dari kebaya Sunda yang elegan, kain ulos Batak yang sarat makna, hingga busana khas Papua yang eksotis dan berani. Kehadiran mereka membuat jalanan kota seolah menjadi miniatur Indonesia, di mana keberagaman tampil harmonis dalam satu bingkai.
Suasana makin hidup dengan hadirnya beragam pertunjukan seni. Tari Mojang Pajajaran membuka gelaran dengan gerak lembut yang penuh pesona, dilanjutkan Tari Kawanua yang energik dan menyala. Pencak silat khas Minangkabau pun tampil gagah dan memukau, membawa semangat juang dan ketangkasan. Atraksi barongsai dan liong juga turut menghibur, menjadi simbol harmonisasi budaya Tionghoa yang telah berakar kuat di Bogor. Semuanya tampil dalam satu panggung, menciptakan kolaborasi budaya yang menggugah hati.
Penjabat Wali Kota Bogor, Hery Antasari, dalam pidatonya menyampaikan bahwa helaran ini adalah refleksi dari kekayaan budaya yang telah tumbuh dan mengakar di tengah masyarakat. Dengan mengusung tema “Raharja Gawe Rancage”, acara ini diharapkan menjadi pemacu semangat membangun Kota Bogor yang sejahtera, inklusif, dan harmonis. Ia pun menegaskan bahwa keberagaman budaya merupakan kekuatan yang menyatukan, bukan memecah belah.
Selain menjadi ajang kebudayaan, helaran ini juga turut menggerakkan roda perekonomian. Kehadiran ribuan pengunjung membawa berkah bagi pelaku UMKM, pedagang kecil, dan pelaku wisata lokal. Dari pedagang makanan kaki lima hingga pemilik penginapan, semuanya merasakan dampak positif dari kemeriahan acara. Perputaran uang yang terjadi selama kegiatan berlangsung disebut-sebut mencapai miliaran rupiah—sebuah indikasi kuat bahwa pelestarian budaya bisa berdampak langsung pada kesejahteraan warga.
Antusiasme warga Bogor terhadap Helaran Budaya tak hanya terlihat dari jumlah penonton yang membludak, tetapi juga dari semangat mereka dalam berpartisipasi. Banyak keluarga datang mengenakan pakaian tradisional, bahkan anak-anak kecil pun tampak semangat mengikuti acara dengan wajah berseri. Tak sedikit pengunjung yang mengabadikan momen tersebut lewat foto dan video, lalu membagikannya di media sosial, membuat kemeriahan helaran ini semakin meluas dan dikenal. Perayaan ini bukan hanya menjadi milik warga Bogor, tetapi juga menjadi magnet budaya yang mengundang decak kagum siapa pun yang menyaksikannya, baik secara langsung maupun daring.
Tak kalah penting, antusiasme generasi muda menjadi sorotan tersendiri. Anak-anak dan remaja ikut terlibat dalam penampilan seni maupun parade kostum. Mereka bukan hanya tampil, tapi juga mengenal dan memaknai budaya yang mereka bawa. Ini menunjukkan bahwa nilai-nilai tradisi masih hidup dan terus diwariskan dengan bangga.
Helaran Budaya Bogor telah menjadi lebih dari sekadar tontonan. Ia adalah perwujudan cinta masyarakat pada akar budayanya, cermin dari semangat kebersamaan yang melintasi batas usia, latar belakang, dan suku bangsa. Di tengah arus modernisasi, helaran ini menjadi pengingat bahwa identitas budaya adalah sesuatu yang layak dirawat dan dirayakan bersama.
Layaknya jampana yang diangkat dengan penuh hormat, nilai-nilai budaya pun dipikul bersama oleh seluruh elemen masyarakat. Helaran ini mengajarkan kita bahwa warisan budaya bukan hanya untuk dipertontonkan, tetapi juga untuk dihayati dan dilestarikan—karena di sanalah jiwa sebuah kota bersemayam.

Komentar
Posting Komentar